Pemberdayaan Kader Puskesmas Kebonarum dalam Pembuatan Jamu Antihipertensi, Bir Pletok, & Coklat Kelor
Abstract
Sebuah penelitian kesehatan berskala nasional yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 49,0% rumah tangga menggunakan ramuan Jamu (Riskesdas, 2013). Herbal atau jamu adalah istilah umum untuk obat-obatan. Kegiatan pemberdayaan para kader kesehatan dan Ibu PKK di Kecamatan Kebonarum sangat diperlukan karena banyaknya kasus/gangguan penyakit degeneratif seperti gangguan strok, hipertensi, kolesterol tinggi dan penyakit degeneratif lainya. Berdasarkan hasil penjajakan yang telah dilakukan dengan bertanya kepada para kader mereka menyampaikan di setiap RT dan RW di Kecamatan Kebonarum ada 2-5 orang yang memiliki Riwayat hipertensi dan kolesterol. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, diperlukan pemberdayaan para kader kesehatan dan asmantoga untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam pembuatan jamu untuk mencegah hipertensi, membuat bir pletok tradisional untuk meningkatkan kesehatan, dan membuat cemilan coklat kelor untuk mencegah stanting pada anak-anak. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan penjelasan dan pemaparan materi tentang pembuatan sediaan jamu untuk hipertensi, pembuatan bir pletok tradisional untuk minuman kesehatan, dan pembuatan coklat kelor sebelum dan sesudah pelatihan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui seberapa baik pengetahuan peserta pelatihan tentang materi yang diberikan.
References
'1. Aditama, T Y., 2014, Jamu dan Kesehatan, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
'2. Aidah, S. N., 2020, TOGA, Tim Penerbit KBM Indonesia.
'3. Dewi, I. K., & Yunianto, B., 2018, Pengetahuan Tentang Jamu Sebagai Pereda Nyeri Haid Pada Siswi SMA N 1 Jatinom Klaten, Jurnal Kebidanan Indonesia, No.6, Vol.2.
'4. Dewi, I. K., Winarso, A., & Yuanditra, R., 2016, Pengetahuan Ibu Tentang Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Asam Urat, Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, No. 1, Vol. 1, 14-19.
'5. Drajat, A. R., Pamungkas, J., Setiawan, H. T., & Hilmi, F., 2020, Pengembangan usaha jamu herbal untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam menghadapi pandemi Covid-19. Civitas Ministerium, No.4, Vol.1, 61–68.
'6. Ernawati, 2019, Hidup Sehat dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga), Laksana.Jamudigital, 2018, Inovasi penyajian Jamu, Membidik Generasi Milenial. Jamudigital.Com, pp. 1–7. Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar, Balitbang, Jakarta.
'7. Lestari, T., Dewi, I. K., & Fitrianingrum, A., 2018, Pengaruh Pemberian Leaflet Ramuan Tradisional Kesehatan Kulit Wajah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Jurusan Kebidanan Semester IV Poltekkes Kemenkes Surakarta, Jurnal Kebidanan Indonesia, No. 6, Vol.1.
'8. Maulida, A., Dewi, I. K., & Yulianto, S., 2019, Sikap Dan Pengetahuan Terhadap Jamu Di Komunitas Yoga First Klaten, Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, No.4, Vol.2, 57-61.
'9. Notoadmodjo, Soekidjo., 2010, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka cipta, Jakarta.
'10. Nutrisia, A. S., Dewi, I. K., & Rusita, Y. D., 2018, Pengembangan formula wedang secang sebagai minuman kemasan rendah kalori, Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, No.7, Vol.1, 87-95.
'11. Purnamasari, I., & Raharyani, A. E., 2020, Tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid-19, Jurnal Ilmiah Kesehatan, No.10, Vol.1, 33-42.